Jakarta, 12 April 2024
Perjalanan pelayanan Pdt. Parulian Tambunan beserta isterinya, Pdt. Debora Sianipar sangat berliku-liku. Setelah Tuhan memberikan mereka masa ujian yang berat di dalam kehidupan keluarga mereka, akhirnya beliau beserta isteri memutuskan untuk ikut kegerakan Tuhan di dalam hidup mereka.
Pelayanan awal mereka diawali di Pos Pelayanan Injil di rumah warga, tetapi oleh karena merasa terganggu, akhirnya warga melarang mereka beribadah lagi dan bahkan mengusir mereka dari tempat itu. Namun, oleh karena ada banyak warga sekitar yang masih sangat ingin bergereja, akhirnya pada tahun 2005 mereka diizinkan untuk menyewa sebuah lantai di sebuah bangunan bekas sekolah yang terbengkalai dan sudah rusak.
"Karena gereja kami kecil, cuma beralaskan tikar seadanya, akhirnya banyak jemaat 'keluar masuk' dan tidak banyak yang bertahan," ujar Pdt. Parulian Tambunan.
Gedung ini juga tidak ada air sama sekali, bahkan listrik juga tidak menerangi setiap sudut ruangan. Mereka berdoa minta kemurahan dan pertolongan Tuhan, sehingga pada tahun 2018, seorang tetangga memberikannya bantuan fasilitas listrik. Gedung tersebut terdiri dari 3 lantai. 2 lantai lainnya digunakan untuk menampung beberapa keluarga jemaat yang tidak ada tempat tinggal.
Puji Tuhan, Kong Andy William diberi kesempatan Tuhan untuk menjadi perpanjangan tanganNya dengan mengadakan sumur air, membuat dapur umum, kamar mandi serta Ruang Sekolah Minggu sehingga anak-anak dari warga setempat bisa beribadah dengan layak dan penuh semangat.